Friday, January 20, 2012

Omniditavora

Masih ingat sepupu saya yang berjenis kelamin perempuan dan wajahnya sangat imut tapi terkadang datarblo itu?

Iya, Nindita Kirana atau Dita, atau bisa juga Dheeetuuh bagi para bule. 

 Sekarang dia udah besar. Tingginya naik 3 cm dan saya menyebutnya Dita model raksasa. Kosakatanya pun juga mulai banyak. Yang tadinya cuma bisa ngomong "Ayah", "Tuh", dan tidak lupa jurus andalannya ketika melihat foto seseorang, bayi maupun orangtua (bahkan fotonya sendiri), dia selalu bilang "Adek". 

Belakangan saat dia nginep dirumah saya selama 3 hari 2 malam, dia mengigau sambil ngomong "adek", dan ritual tidurnya pun mengerikan. 

Pertama, dia gigit gigit tali guling. Ada dua kemungkinan. Yaitu dia kedinginan karena AC nya, kedua, rasa tali itu adalah stroberi. Tidak hanya digigit sembarang saja, tapi sepenuh hati. Setelah selesai menggigit, selanjutnya ia menyuruh Bunda-nya untuk mencium tali yang telah digigit tersebut.

 Kedua, sebelum tidur, ia akan bertingkah dulu sampe dia capek. Pernah saat rambutnya masih sangat tipis dan bagian bawahnya masih lurus, saya menjaganya sampe ia tidur. Dan ini butuh tenaga yang sangat banyak. Pertama, Dita akan loncat loncat diatas kasur, lalu ia merangkak kesana kemari mencari barang yang bisa dimainkan (atau dimakan). Lalu setelah menemukannya dan membawanya kesana kemari atau memainkannya, dia pasti akan memasukkan benda tersebut ke mulut. Ya, Dita adalah Omnivora. 

Belum lagi acaranya naik turun tempat tidur sampe dia hampir jatoh. Dan akhirnya saya memutuskan untuk bermain ciluk ba sambil lari lari. Betapa capeknya. Dan belum lagi kalo hp saya bunyi. Dita pasti akan mencari hp saya sambil ngomong "Apatuh" , telunjuknya diangkat, mulutnya monyong monyong. Dia nyari hp saya sampai ketemu. Kalo enggak, dia pasti ngeluarin jurus untuk melumpuhkan saya........

Nangis. 

Terpaksa saya mengambil kardus kecil dan hape saya. "Dita pilih yang ini apa ini?" Dengan senyum yang menampilkan 4 giginya , dia ngambil hp saya. Bocah ini tau mana yang lebih mahal, mana yang dapat membuat saya jantungan jika dihancurkan.

Akhirnya saya pun membiarkan dia mendengarkan musik "The Entertainer" yang saya setel, sambil berjoget ria. Tidak lupa mengangkat tangannya tinggi tinggi diatas. Tidak lupa hp saya ada ditangannya. Tidak lupa hp saya akan rusak bila jatuh. 

Kemudian, setelah menemani dia berdugem, saya capek. Akhirnya saya memutuskan tidur duluan. Dan Dita dengan manjanya ikutan tidur di sebelah saya sambil mainan kerdus kecil. Akhirnya dia merem....

Oke, sesi ketiga, setelah dia merem, dia akan melakukan ritual klimaks, yaitu ngigau "adek" dan melakukan gerakan humba humba yang saya aja gangerti apa itu humba humba. 

Pertama dia akan melambaikan tangannya seperti saat mendengar konser musik mellow. Kemudian gerakannya dipercepat hingga kini seperti gaya 7icons. Tapi disentakkan. Kemudian tiba tiba, saat tangannya berhenti, kepalanya yang gantian digerakkin. Selanjutnya dia akan berputar putar. Dan mengigau "adek". Akhirnya dia tidur dengan tenang. 

Dita sekarang udah gede. Yoi, kosakatanya mulai banyak. Kalo saya tanya "Namanya siapa?" 

Dita akan menjawab "Ditttaaa" pake logat anak balita. 

Kecuali saya nanya "Namanya Dita siapa?" maka jawabannya adalah pukulan di kepala saya. 

Kini Dita juga bisa nyanyi. Tepatnya melanjutkan lirik dari lagu yang saya nyanyikan. Misal saya nyanyi : " Burung kakak...." 

Dita akan melanjutkan : "....tuaa"

"Hinggap di jendela, nenek sudah....." 

".....tua."

"Giginya tinggal....?" 

".....tua." 

Ya gapapa lah beda beda dikit "tua" sama "dua".

Ada lagi , ketika saya nyanyi balonku, dia akan semangat bilang "DOOR!!" 

Tapi terkadang ia bilang dor terlalu cepet sebelum gilirannya. Contohnya "balonku ada lima...."

"Dor! Dor! Dor! Dor!"

"............" 

Dita adalah omnivora. Waktu itu, Dita dan bundanya sedang berjalan jalan ke suatu tempat. Dita digandeng sama Bundanya. Bundanya tau kalo Dita dilepas, fatal akibatnya. Dan bener aja. Bundanya meleng sedikit, tibatiba Dita sudah mengunyah sesuatu di mulutnya. Tampaknya Dita menikmati santapannya. Tapi raut mukanya asem. Bundanya kaget. 

"Dita makan apa?!" 

Pas disuruh mangap, ternyata rumput ada di mulutnya. 

Dita adalah omnivora. Selain makan bubur yang membuatnya sangat gesit, dia mau makan makanan seusia saya. Sebenarnya bundanya ngelarang Dita. Tapi Dita punya bakat untuk memohon. Ketika orang makan, Dita akan menatap orang itu, dengan wajah datar, memelas, mulut dibuka sedikit, tidak berpaling, sampe makanannya abis, tapi orang itu akan tau apa yang Dita mau saat melihat nya. 

Kenapa bisa tau? Karena ketika makanannya diletakkan, Dita hanya menatap makanan itu, bukan orangnya.

Pernah saat saya baru dapat rejeki ketika kegalauan melanda karena hp disita, yaitu french fries McD, dan kebetulan Dita dateng. Pas saya gendong, matanya tertuju pada kentang dan sambel. Dia saya bawa muter, pandangannya tak beralih. Saya akhirnya nanya. 

"Dita mau itu?" Dita nunjuk nunjuk kentangnya. Akhirnya saya mencontohkan cara makannya. Dita ngeliatin pake muka melas. Lalu French fries nya saya potong kecil dan menyuapkannya ke Dita. Dita langsung mangap lebar, dan makan french friesnya dengan semangat. Tapi tiba tiba mukanya berubah jadi asem. Dahinya mengkerut dan alisnya naik turun. Mulutnya masih ngunyah. 

"Makanya jangan rakus. Gabisa ngunyahnya kan kamu." kata saya. Akhirnya dengan datar Dita melepehkan kentang kecil malang itu ke tangan saya.........lalu saya buang.

Waktu itu juga pernah, saat dirumahnya, bundanya melihat Dita sedang memegang sesuatu. Pas dipanggil, tiba tiba Dita ngumpetin benda itu di belakangnya. Bundanya nyamperin.
"Hayooo! Ngumpetin apa itu?"

Dengan muka datar, dan polos, juga sedikit ketakutan, dia ngasih barang itu ke bundanya.

"Nih." katanya sambil menjulurkan tangan kecilnya.

Ternyata itu adalah sampah yang hampir ia makan.

Kalo main sama Dita, diharapkan menjaganya baik baik. Apa saja bisa masuk ke mulutya, refill obat nyamuk elektrik pun hampir dimakan. Kertas kecil yang jatuh pun dimakan, untungnya dia nurut pas saya suruh lepeh. Dan usahanya yang gagal adalah ketika ada bercak hitam di lantai dan dia berusaha mengambilnya, tapi gagal. Karena kesel, dia pun main piano pake kaki. Oke. Semoga kerakusanmu tidak parah parah amat, Dita. Missyou yaaa.

No comments:

Post a Comment